Selasa, 16 Desember 2014

Mengenal Istana Tamkesi

TAMKESI adalah sebuah istana dari Kerajaan Biboki di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Tamkesi sebagai pusat kerajaan yang dianggap suci ditata berdasarkan klasifikasi tertentu. Sebagai pusat geografis bumi didapati dua gunung batu yang dipandang sebagai gunung kembar.
Simbol dualisme kosmis yang dimanifestasikan dalam hubungan klasifikasi barat timur. Gunung di bagian Timur mewakili unsur lelaki, sebagai bayang-bayang lelaki yang juga sebagai pengawal kerajaan. Di bagian barat terdapat mata air Oe Puah, keduanya membentuk pah nitu (tanah air) sebagai tempat usul.
Dalam buku Menjelajahi Pusat-Pusat Peradaban di Bumi Cendana yang ditulis oleh Munadjar Widiyatmika dan Prima D. Nirmalasari menyebutkan, Raja yang sakral membangun istana di bagian barat untuk statusnya sebagai bagian wanita yang pasif. Ia tidak pernah meninggalkan pusat kedudukannya dan bergelar Atupas. Di istananya terdapat mata air sebagai simbol bumi, juga dibangun Neno Biboki (surga Biboli) sebagai rumah upacara dan tempat menyimpan benda-benda upacara.
Di depan istana terdapat altar sebagai pusat persembahan. Mata air sebagai simbol wanita dan bumi dilengkapi oleh lelaki dengan bangunan suci melambangkan surga lelaki. Di bagian timur di bagian kaki Tapenpah tinggal lelaki yang memegang kekuasaan seluruh kerajaan. Sebagai representasi lelaki yang aktif di sisi pusat. Ia yang pergi menjelajah keluar (mone) dan ia yang bertugas mempertahankan tanah air serta memimpin penyerangan.
Di bukit Tamkemsi terdapat beberapa istana/sonaf. Secara fisik terdapat dua bukit kembar yang melambangkan dualisme kosmis dan dimanifestasikan dalam berbagai hubungan. Gunung di sebelah timur dianggap sebagai sisi lelaki dan bayang-bayang lelaki. Sedangkan yang di bagian barat lambang sisi wanita dan bayang-bayang wanita. Keduanya membentuk pah nitu (tanah air) yang dipercaya sebagai tempat asal usul.
Masih di tempat yang sama, ada bangunan Neno Biboki (surga Biboki) dan merupakan bangunan yang paling sakral dan menjadi dasar pembinaan solidaritas wilayah kerajaan.
Tahun 1946 di depan bangunan ini terdapat batu pengorbanan.
Mata air secara alamiah sebagai simbol bumi yang dipandang sebagai unsur wanita, yang dilengkapi oleh unsur lelaki dengan bangunan keagamaan yang melambangkan surga lelaki.
Di bagian Timur Tapenpah tinggal lelaki yang dianggap sebagai pemegang kekuasaan eksekutif kerajaan. Salah satu tugasnya adalah mempertahan wilayah dan mengorganisasi para neno.
Pada bagian ini yakni sonaf induk yang disebut Neno Biboki (surga Biboki) merupakan bangunan paling sakral dan menjadi sumber kekuataan penguasa. Bangunan ini terletak pada bagian paling tinggi yang ada pada bagian barat. Sedangkan sonaf-sonaf lain antara lain : Sonaf Namnu, Sonaf Unu, Sonaf Nana (ditengah), Sonaf Uskenat dan Sonaf Sul Nuaf (paling bawah).
Di dekap sonaf agak ke bawah terdapat tiang pemujaan yang disebut tola naek atau mau monef dengan tiga cabang dan batu plat sebagai tempat sesaji. Tidak jauh dari hau monef terdapat batu datar agak lebar yang merupakan tempat pengorbanan.
Kompleks sonaf Tamkesi memiliki dua buah pintu gerbang yakni pintu gerbang matahari naik (Fai San Nionu) dan pintu gerbang matahari terbenam (Bel Sinkone). Ada juga empat sumber mata air, dua diantaranya dianggap paling suci yakni Haonini dan Kuluan. Sedangkan batu keramat Tapenpah, Tamkesi, Oepuah, Pau Mes, Petu van Ben, van Keu dan Son Mahole.
Komples Tamkesi dari bawah bukit sampai ke atas sebagai bangunan berunduk terdiri dari tujuh tingkatan. Ketujuh tingkatan tersebut adalah :
1. Tangga lopo Ksalna sebagai tempat Tasanut Kap Naijuf
2. Sonaf Muni Naijufkole
3. Sonaf Nai Ha-Mone Ha (unsur pemerintah eksekutif)
4. Sonaf Ana Leu, Neno Biboki-Funan Biboki In maen'na
5. Sonaf Uskenat (juru bicara raja)
6. Lopo Tainlasi-Lopo Taitoni (tempat musyawarah)
7. Pupna (puncak) disini ada tujuh bangunan
Tujuh bangunan itu yakni
1. Paon Leu
2. Neno Biboki
3. Lopo Hau
4. Lopo Tasu Nai Bukae
5. Soan Bes'se
6. Soan Unu
7. Fatu Sonbai (tugu peringatan) Neno Biboki-Funan Biboki dengan Sonbai
Di atas buki Tapepah terdapat Ustetu. Ada batu pengadilan berbentuk jantung sebagai tempat eksekusi.
Tamkesi saat ini sudah menjadi salah satu tempat kunjungan wisata. Pada umumnya wisatawan mengunjungi tempat tersebut ingin melihat budaya asli suku dawan yang hingga masih terjaga dengan baik.
Namun kendala yang dihadapi oleh para wisatawan ke wilayah itu adalah kondisi jalan yang belum terlalu baik. Padahal fasilitas jalan ini akan sangat mendukung mobilitas wisatawan ke tempat tersebut.
Selain Tamkesi, tujuan wisata ke wilayah TTU lainnya adalah Goa Suti, Kote Noemuti, Rumah Adat Maslete, Gua Bitaoni, Pelabuhan Mena dan Tanjung Bastian serta beberapa tempat lainnya yang memiliki nilai-nilai historis peradaban manusia pada masa lalu.